Selamat Datang di Situs Resmi Kami

Minggu, 19 Februari 2017

Matahari Kehudupan



Description: C:\Users\ASUS\Pictures\P_20170212_105119.jpgMATAHARI KEHIDUPAN
kisah nyata perjuangan anak nelayan miskin bernama kasan dalam membangun  perusahaan raksasa dan memprakarsai pendirian universitas islam sultan agung.
            Seorang filosof pernah mengungkapkan bahwasanya kemiskinan itu sebenarnya merupakan suatu rona keindahan tersendiri dalam kehidupan manusia suatu rona keindahan tiada tara. Hal ini pernah ku hayati sendiri, tatkala aku dilahirkan kedunia ini. tepatnya pada tahun 1910.tanggal dan bulannya aku lupa.aku terlahir dari keluarga yg melarat,namun aku tak mau menyerah dengan kemelaratan yang menimpah keluargaku, aku ingin menjadi “Matahari Kehidupan” yang tak pernah padam. bolehlah aku lahir melarat tapi mentalku tak boleh melarat bukankah aku ingin menjadi Matahari Kehidupan dan bukankah matahari itu tidak disinari tapi Ia Menyinari aku tentulah ingin seperti itu.
            Namaku Kasan aku dilahirkan disebuah perkampungan nelayan dusun angin-angin didaerah wedung kabupaten Demak. Ayahku beernama Manggung, Ia adalah seorang nelayan tradisional Ibuku Bernama Kasminah, Ia adalah seorang buruh Upahan dan Juga Buruh Pembantik dikedai milik Cina, kakak-kakakku semuanya perempuan. adikki 2 orang, 1 perempuan dan 1 lagi laki-laki.
            Karena kemelaratan yang payah, aku hanya mencapai pendidikan formal, SD kelas IV yang waktu itu disebut sekolah Ongko loro dan aku lanjutkan dengan bekerja untuk mencari uang. Berawal dari menjual kacang, kemudian menjadi penjual anyaman bambu. Kemudian aku juga mencari nafkah sebagai seorang penjual air tawar. dan akhirnya aku berpindah pekerjaan sebagai pesuruh atau kacung di pabrik beras. karena disiplin dan kerja keras kedudukaku terus meningkat dari pesuruh meningkat menjadi sopir dan akhirnya diangkat sebagai wakil menejer.
            Aku menikah ketika umurku 20 tahun bersama Siti Subaiah anak dari pak Haji Jufri aku dikaruniai 7 orang anak. kini semua berhasil menduduki posisi sebagai pengusaha yang cukup dapat kubanggakan setelah aku menikah, aku bekerja menjadi pengusaha pabrik kacang. Pribumi yang sangat disegani Masyarakat. Lalu akhirnya aku mendirikan Universitas Sultan agung dan juga Mesjid Baiturahman di Kota Semarang. Demikianlah sekelumit riwayat hidupku. meskipun pendidikan formal yang ku tempu hanyalah sekolah dasar. ternyata aku dapat bertindak sebagai seorang lulusan perguruan tinggi. “Ambillah jika Engkau menemukan kebaikan dan buanglah jika engkau mendapat keburukan. selebihnya sebagai penutup aku berpesan”: lebih baik tertawa dihari tua, menangis dimasa muda, dari pada tertawa dimasa muda, tetapi menangis dihari tua.
Sumber          : Dunia Tanpa Batas
Oleh               : Firta Atoli (kelas X.b)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar